Smart Farming Untuk Peternakan Ayam

Posted by Ahmad Dilan on Friday, September 16, 2022

Smart Farming Untuk Perternakan Ayam

screenshot Dalam industry Peternakan terutama unggas seperti ayam memiliki permintaan yang cukup tinggi. Saat ini ada berbagai jenis ayam yang bisa dimanfaatkan untuk diternakkan baik itu ayam layer kampung maupun ayam potong . Kurangnya ilmu dan wawasan bisa membuat peternakan ayam yang dijalankan kurang berjalan sesuai dengan rencana dapat mempengaruhi efisiensi peternakan.

Memasuki revolusi industri 4.0, setiap negara mulai bersiap dan berlomba-lomba untuk memajukan negara dan bangsanya dalam berbagai bidang agar dapat menghadapi tantangan global, termasuk dalam bidang peternakan. Kemajuan teknologi juga dapat dirasakan dengan adanya suatu sistem yang dimana kita dapat mengendalikan suatu sistem elektronika dengan program. Salah satunya adalah teknologi yang berbasis Internet Of Things (IoT). Dengan memadukan metode Internet of Things dengan peternakan ayam, diharapkan kegiatan peternakan menjadi lebih efektif.

Metode ini bertujuan untuk membuat peternakan ayam lebih efisien dan efektif, dengan menerapkan “SMART FARMING”. Smart farm dapat memonitoring suhu atau temperature yang sesuai, informasi yang berasal dari sensor dapat ditampilkan dan divisualisasikan menggunakan Node-RED. Menurut Charles (2002) Suhu lingkungan yang nyaman dimana unggas tinggal yaitu 18-22 oC dan antara 21-29 oC. Apabila suhu melebihi rata-rata, maka pendingin kandang akan menyala. Namun, jika suhu dibawah rata-rata maka akan ada action untuk menghangatkan ruangan.

TEKNOLOGI

  1. Sensor Suhu DHT11 Sensor yang akan digunakan untuk pembuatan sistem ini adalah sensor suhu DHT 11, yang akan mendeteksi suhu dan kelembapan yang ada di kandang ayam yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroller. Sensor DHT11 dipilih ketimbang sensor suhu lainnya karena pembacaan data sensing yang lebih akurat serta responsif. Sensor DHT 11 juga memiliki kecepatan dalam sensing suhu dan kelembapan dibandingkan dengan sensor suhu sejenis seperti LM35 yang kurang memberikan hasil yang akurat. Sensor DHT 11 memiliki 4 pin, yaitu pin pertama untuk tegangan sumber (VCC) 3 sampai 5 v, pin 2 adalah output, dan pin 3 adalah pin NC (normal y close) atau tidak digunakan, sedangkan pin 4 adalah Ground.

  2. Relay 2 Channel Relay 2 channel digunakan untuk sebagai saklar untuk mengendalikan pencahayaan pada kandang ayam, yang akan menyalakan atau mematikan lampu penghangat apabila suhu yang terukur dibawah dari batasan suhu yang telah ditentukan, dan menyalakan kipas jika suhu diatas dari yang ditentukan.

  3. Node MCU ESP 32 Sistem smart farming ini menggunakan NodeMCU ESP32 sebagai development board dan mikrokontroller. Pin out dan pin analog dari ESP32 juga lebih banyak dari mikrokontroller sejenis, memori yang lebih besar, terdapat bluetooth 4.0 low energy serta tersedia WiFi yang memungkinkan untuk mengaplikasikan Internet of Things dengan mikokontroler ESP32.

  4. MQTT MQTT (Message Queuing Telemetry Transport) merupakan protokol konektivitas antara sensor, development board dan cloud. Protokol ini berjalan pada stack TCP/IP dan protokol dengan jenis data- agnostic, yaitu user dapat mengirimkan data apapun seperti data binary, XML. MQTT juga bekerja dengan menekan paket data sekecil mungkin sehingga trafik bisa meningkat dan energi serta media penyimpanan menjadi minimum. Protokol MQTT menggunakan model publish dan subscribe. screenshot

  5. Node-RED Node RED merupakan tools yang berisi flow pada perancangan Internet of Things untuk mempermudah penggunanya. Flow atau alur kerja digambarkan dengan bentuk nodes yang saling berhubungan, dimana setiap nodes melakukan tugas tertentu. Pada perancangan Internet of Things Smart Farm ini, Node RED digunakan untuk control dan visualisasi.ada dua nodes yang didefinisikan. Pertama adalah inject node yaitu membuat pesan pada interval yang telah ditentukan pengguna , yaitu timestamp pesan setiap kurun waktu tertentu, dikoneksikan dengan debug node yang digunakan untuk mengirim data ke sebuah catatan. Node-nya diberi nama msg.payload yang mengindikasikan apa yang node tersebut akan hasilkan. screenshot

  6. Firebase Untuk pada penyimpanan data serta pemrosesan data, menggunakan Firebase, karena kemampuan database yang Realtime, yaitu data disinkronisasi setiap kali adan perubahan data, semua perangkat yang terhubung akan menerima update dalam waktu milidetik serta menyediakan akses yang aman ke database.

RANCANGAN SISTEM

Rancangan sistem Smart Farm ini terdiri dari beberapa alat dan platform dari sensor hingga visualisasi, berikut adalah rancangan sistem dari Smart Farm: screenshot

Sistem ini bekerja dengan mengirimkan data sensor ke MQTT melalui daringan Wi-Fi. Sensor akan mengirimkan input data ke Mikrokontroller ESP32. Pada sistem suhu akan bekerja sesuai dengan kondisi suhu yang dikondisikan, yaitu jika suhu diatas rata-rata, maka Pendingin ruangan akan menyala sedangkan jika suhu dibawah rata-rata maka lampu pemanas akan menyala sehingga suhu didalam kandang ayam diharapkan menjadi stabil dan tingkat kenyamanan ayam akan stabil pula.

MONITORING

Pada proses monitoring, data dari sensor suhu dan kelembapan diolah secara real-time, yang dikirimkan melalui protokol broker MQTT, untuk kemudian diteruskan pada platform Node RED untuk kontrol dan monitoring secara real time sehingga user tidak perlu mengecek secara manual ke peternakan jika ingin mengetahui kondisi suhu serta tingkat kelembapan. screenshot

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diharapkan berdasarkan perancangan dari sistem SMART Farming ini yaitu diharapkan sistem peternakan ayam menjadi lebih efisien, peternak tidak perlu mengecek temperature pada kandang ayam secara manual dengan cara mendatangi langsung ke kandang ayam, sehingga pertumbuhan ayam menjadi tidak terhambat

VOLTUNES

真诚赞赏,手留余香

使用微信扫描二维码完成支付